Project Demo M4
- Memenuhi syarat untuk Modul 4 Praktikum Mikrokontroller & Mikroprosesor.
- Untuk mengurangi kemungkinan terjadi perampokan pada brankas
- Untuk meningkatkan sistem keamanan pada brankas
-. Jumper
-. Project Board
· Bahan :
-. Resistor
-. Potensiometer
· Komponen Input :
-. Sensor PIR
-. Sensor Ultrasonik
-. RFID
· Komponen Output :
-. Motor Servo
-. LCD
-. Buzzer
· Komponen Lainnya :
-. Arduino
Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu
perioda, untuk mendapatkan tegangan ratarata yang berbeda.
Modulasi lebar pulsa (PWM) dicapai/diperoleh dengan
bantuan sebuah gelombang kotak yang mana siklus kerja (duty cycle)
gelombang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan sebuah tegangan
keluaran yang bervariasi yang merupakan nilai rata-rata dari
gelombang tersebut. Duty cycle merupakan prosentase periode sinyal
high dan periode sinyal, prosentase duty cycle akan bebanding
lurus dengan tegangan rata-rata yang dihasilkan. Beberapa Contoh
aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi,
pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator
tegangan, audio effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi
lainnya. Aplikasi PWM berbasis mikrokontroler biasanya berupa,
pengendalian kecepatan motor DC, Pengendalian Motor Servo,
Pengaturan nyala terang LED. Berikut ilustrasi sinyal PWM,
misalkan kondisi high 5 V dan kondisi low 0 V.
Gambar 1. Bentuk gelombang kotak (pulsa) dengan kondisi high 5V
dan low 0V
Ton adalah waktu dimana tegangan keluaran berada pada
kondisi high dan, Toff adalah waktu dimana tegangan
keluaran berada pada kondisi low. Anggap Ttotal adalah
waktu satu siklus atau penjumlahan antara Ton
denganToff , biasa dikenal dengan istilah “periode satu
gelombang”.
Ttotal = Ton + Toff
Siklus kerja atau duty cycle sebuah gelombang di
definisikan sebagai,
Tegangan keluaran dapat bervariasi denganduty-cycle dan dapat
dirumusan sebagai berikut,
Sehingga,
Dari rumus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan
keluaran dapat diubah ubah secara langsung dengan mengubah nilai
Ton. Apabila Ton adalah 0, Vout
juga akan 0. Apabila Ton adalah Ttotal maka
Vout adalahVin atau katakanlah nilai
maksimumnya.
PWM bekerja sebagai switching power suplai untuk mengontrol on
dan off. Tegangan dc dikonvert menjadi sinyal kotak bolak balik,
saat on mendekati tegangan puncak dan saat off mrnjadi nol (0)
volt. Jika frekuensi switching cukup tinggi maka temperatur (suhu)
air yang dikendalikan akan semakin sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan mengatur duty cycle dari sinyal (modulasi lebar pulsa dari
sinyal disebabkan oleh PWM). Terlihat pada gambar di bawah sinyal
ref adalah sinyal tegangan dc yang dikonversi oleh sinyal gergaji
dan menghasilkan sinyal kotak
Gambar 2. Sinyal Referensi ( sinyal tegangan DC) .
Informasi analog dapat dikirimkan dengan menggunakan pulsa-pulsa
tegangan atau pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi pulsa, pembawa
informasi terdiri dari pulsapulsa persegi yang berulang-ulang.
Salah satu teknik modulasi yang sering digunakan adalah teknik
modulasi durasi atu lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu
tunda negatif pulsa-pulsa persegi tersebut. Untuk membangkitkan
sinyal PWM adalah dengan menggunakan fungsi timer/counter yang
dibandingkan nilainya dengan sebuah register tertentu.
b.
ADC (Analog to Digital Converter)
ADC atau
Analog to
Digital Converter
merupakan
salah
satu perangkat elektronika
yang digunakan sebagai penghubung
dalam
pemrosesan
sinyal analog
oleh
sistem digital.
Fungsi utama
dari
fitur
ini
adalah
mengubah sinyal
masukan
yang
masih
dalam
bentuk sinyal analog
menjadi
sinyal digital
dengan bentuk kode-kode
digital.
Ada
2 faktor yang perlu diperhatikan pada proses
kerja ADC yaitu kecepatan
sampling dan resolusi.
Kecepatan
sampling
menyatakan seberapa
sering perangkat mampu
mengkonversi
sinyal analog ke
dalam
bentuk sinyal
digital
dalam
selang
waktu yang tertentu. Biasa dinyatakan dalam sample
per second
(SPS). Sementara Resolusi
menyatakan tingkat ketelitian
yang dimilliki. Pada
Arduino, resolusi
yang
dimiliki
adalah
10 bit atau
rentang
nilai
digital
antara
0 - 1023.
Dan
pada
Arduino tegangan
referensi yang digunakan adalah
5 volt, hal
ini
berarti
ADC pada Arduino mampu
menangani sinyal analog dengan
tegangan 0
-
5 volt. Pada
Arduino, menggunakan
pin
analog
input
yang
diawali
dengan
kode A(
A0-
A5
pada
Arduino Uno).
Fungsi untuk mengambil
data
sinyal input
analog
menggunakan
analogRead(pin);
c.
Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output yang spesifik berdasarkan input yang diterima dan program yang dikerjakan. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler sebagai alat yang mengerjakan perintah-perintah yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem komputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini memerintahkan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. Sistem dengan mikrokontroler umumnya menggunakan piranti input yang jauh lebih kecil seperti saklar atau keypad kecil. Hampir semua input mikrokontroler hanya dapat memproses sinyal input digital dengan tegangan yang sama dengan tegangan logika dari sumber. Tegangan positif sumber umumnya adalah 5 volt. Padahal dalam dunia nyata terdapat banyak sinyal analog atau sinyal dengan tegangan.
Gambar 3. Struktur dan Diagram Blok Mikrokontroler
Berikut ini merupakan struktur dan diagram blok mikrokontroler
beserta penjelasan tentang bagian-bagian utamanya.
·
CPU
CPU merupakan otak dari mikrokontroler. CPU bertanggung jawab
untuk mengambil instruksi (fetch), menerjemahkannya (decode),
kemudian akhirnya dieksekusi (execute). CPU menghubungkan setiap
bagian dari mikrokontroler ke dalam satu sistem. Fungsi utamanya
yaitu mengambil dan mendekode instruksi. Instruksi yang diambil
dari memori program harus diterjemahkan atau melakukan decode oleh
CPU tersebut.
·
Serial Port (Port Serial)
Serial port menyediakan berbagai antarmuka serial antara
mikrokontroler dan periferal lain seperti port paralel.
·
Memori (Penyimpanan)
Memori ini bertugas untuk menyimpan data. Data tersebut merupakan
data yang sudah diolah (output) atau data yang belum diolah
(input). Penyimpanan ini berupa RAM dan ROM. ROM digunakan untuk
menyimpan data dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan RAM
digunakan untuk menyimpan data sementara selama program berjalan
sampai akhirnya dipindahkan ke ROM.
·
Port Input/Output Paralel
Port input/output paralel digunakan untuk mendorong atau
menghubungkan berbagai perangkat seperti LED, LCD, printer, memori dan perangkat input/output lainnya ke
mikrokontroler.
·
ADC (Analog to Digital Converter)
Konverter ADC (Analog to Digital Converter) digunakan untuk
mengubah sinyal analog ke bentuk digital. Sinyal input dalam
konverter ini harus dalam bentuk analog (misalnya output dari
sensor) sedangkan outputnya dalam bentuk digital.
·
DAC (Digital to Analog Converter)
DAC (Digital to Analog Converter) melakukan operasi pembalikan
konversi ADC (Analog to Digital Converter). DAC mengubah sinyal
digital menjadi format analog. DAC ini biasanya digunakan untuk
mengendalikan perangkat analog seperti motor DC dan lain sebagainya.
·
Interrupt Control (Kontrol Interupsi)
Interrupt Control (Kontrol Interupsi) bertugas untuk
mengendalikan penundaan terhadap pemrograman mikrokontroler.
Bagian interrupt control (kontrol interupsi) ini dapat
dioperasikan secara internal ataupun eksternal.
·
Special Functioning Block (Blok Fungsi Khusus)
Special functioning block merupakan bagian tambahan yang dibuat
mempunyai fungsi khusus. Biasanya blok ini ditemukan pada
arsitektur mikrokontroler di mesin robotika. Tidak semua perangkat
menggunakan bagian ini.
·
Timer and Counter (Pengatur Waktu dan Penghitung)
Timer/counter ini digunakan untuk mengukur waktu dan alat
penghitungan. Keberadaan komponen ini sangatlah penting. Karena
informasi waktu seringkali digunakan pengaturan sistem supaya
lebih akurat dan efektif.
d.
Komunikasi
·
Universal
Asynchronous
Receiver Transmitter
(UART)
UART (Universal
Asynchronous Receiver-Transmitter)
adalah
bagian perangkat keras komputer yang
menerjemahkan antara
bit-bit paralel
data
dan
bit-bit serial.
UART
biasanya berupa
sirkuit
terintegrasi
yang digunakan
untuk
komunikasi
serial
pada
komputer atau
port serial perangkat
periperal.
Cara
Kerja
Komunikasi UART
Gambar 4. Cara Kerja Komunikasi UART
Data dikirimkan
secara
paralel
dari
data bus
ke UART1. Pada
UART1 ditambahkan
start bit, parity bit, dan
stop
bit
kemudian
dimuat dalam
satu
paket data.
Paket data
ditransmisikan secara
serial
dari
Tx
UART1 ke
Rx UART2. UART2 mengkonversikan data
dan
menghapus bit
tambahan, kemudia
di
transfer secara
parallel
ke data
bus penerima.
·
Serial Peripheral
Interface (SPI)
Serial
Peripheral
Interface
( SPI
) merupakan
salah
satu
mode komunikasi
serial synchrounous kecepatan
tinggi yang dimiliki
oleh
ATmega
328. Komunikasi
SPI
membutuhkan
3 jalur
yaitu
MOSI,
MISO, dan SCK. Melalui
komunikasi
ini
data
dapat saling dikirimkan
baik
antara
mikrokontroller
maupun
antara
mikrokontroller
dengan
peripheral lain di
luar
mikrokontroler.
MOSI :
Master
Output Slave
Input Artinya
jika
dikonfigurasi
sebagai
master
maka
pin
MOSI
sebagai
output
tetapi
jika dikonfigurasi
sebagai
slave
maka
pin
MOSI
sebagai
input.
MISO :
Master
Input Slave
Output Artinya
jika
dikonfigurasi
sebagai
master
maka
pin
MISO sebagai
input
tetapi
jika
dikonfigurasi
sebagai
slave
maka pin MISO sebagai output.
SCLK
: Clock
Jika
dikonfigurasi
sebagai
master
maka
pin
CLK
berlaku sebagai output tetapi
jika
dikonfigurasi
sebagai
slave
maka
pin CLK berlaku
sebagai
input.
SS/CS :
Slave
Select/
Chip
Select
adalah
jalur
master
memilih
slave
mana
yang
akan dikirimkan.
Cara
Kerja
Komunikasi SPI
Gambar 5. Cara Kerja Komunikasi SPI
Sinyal
clock dialirkan
dari
master
ke slave
yang
berfungsi untuk sinkronisasi.
Master dapat
memilih
slave
mana
yang
akan dikirimkan data
melalui
slave
select,
kemudian data dikirimkan dari master ke
slave
melalui
MOSI.
Jika
master butuh respon data maka
slave
akan
mentransfer
data
ke master
melalui
MISO.
·
Inter
Integrated Circuit
(I2C)
Inter
Integrated
Circuit atau sering disebut
I2C adalah
standar
komunikasi
serial
dua
arah menggunakan
dua
saluran yang didisain
khusus
untuk
mengirim
maupun
menerima data. Sistem
I2C terdiri dari
saluran
SCL
(Serial
Clock) dan
SDA
(Serial
Data) yang
membawa
informasi
data
antara
I2C
dengan
pengontrolnya.
Cara
Kerja
Komunikasi I2C
Gambar 6. Cara Kerja Komunikasi I2C
Pada I2C,
data
ditransfer dalam
bentuk message
yang
terdiri dari
kondisi
start,
Address
Frame, R/W
bit,
ACK/NACK
bit,
Data
Frame 1,
Data
Frame 2,
dan kondisi
Stop.
Kondisi
start
dimana
saat
pada
SDA
beralih dari
logika high ke low
sebelum SCL.Kondisi
stop dimana saat
pada
SDA beralih dari
logika
low ke
high
sebelum
SCL.
R/W
bit
berfungsi
untuk
menentukan apakah
master
mengirim
data
ke
slave
atau
meminta
data
dari
slave. (logika 0
= mengirim
data
ke slave,
logika
1 =
meminta data dari
slave) ACK/NACK
bit
berfungsi sebagai
pemberi
kabar jika
data
frame
ataupun address frame telahditerima
receiver.
e.
PIR Sensor
Gambar 7. PIR Sensor
Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sebuah sensor yang
biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia. Aplikasi ini
biasa digunakan untuk system alarm pada rumah-rumah atau
perkantoran. Sensor PIR adalah sebuah sensor yang menangkap
pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia
maupun hewan. Sensor PIR dapat merespon perubahan- perubahan
pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan oleh tubuh
manusia.
Sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya
masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor,
amplifier, dan comparator.
Gambar 8. Gambar Bagian PIR Sensor
a)
Fresnel Lens
Gambar 9. Fresnel Lens Sensor PIR
Fresnel Lens untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena
intensitas cahaya yang relatif konstan di seluruh lebar berkas
cahaya
b)
IR Filter
IR Filter di modul sensor PIR ini mampu menyaring panjang
gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer,
sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang
berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat
dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada
tubuh manusia saja.
c)
Pyroelectric sensor
Gambar 10. Pyroelectric Sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 320 C,
yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh
Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR.
d)
Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada
material pyroelectric.
e)
Komparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh
komparator sehingga menghasilkan output.
Berikut ini adalah Karakteristik dari sensor PIR :
1.
Tegangan operasi 4.7 - 5 Volt
2.
Arus standby (tanpa beban) 300 µA
3.
Suhu kerja antara -20 oC - 50 oC
4.
Jangkauan deteksi 5 meter
5.
Kecepatan deteksi 0.5 detik
Gambar 11. Dimensi Sensor PIR
f.
Sensor Ultrasonik (HC-SR04)
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk
mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan
sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari
pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk
menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi
tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini
menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Cara Kerja Sensor Ultrasonik:
Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan
melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan
frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan
gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah
osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini
akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau
suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka
target akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang
pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor
menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu
gelombang pantul diterima.
Gambar 12. Cara Kerja Sensor Ultrasonik
Gambar 13. Grafik Respon Sensor Ultrasonik
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa
sensor ultrasonik memiliki kinerja rendah dalam pengukuranpada
jarak yang rendah. Kinerja sensor memiliki hasil yang akurat
untuk pengukuran jarak jauh.
Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai
berikut:
l
Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi
tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut
berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor
jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.
l
Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi
dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda,
maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
l
Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal
tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut.
Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda
(bidang pantul), dan t
adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh
transmitter dan waktu ketika
gelombang pantul diterima receiver.
g.
Radio Frequency Identification (RFID)
RFID adalah terminologi umum untuk teknologi non kontak yang menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi orang atau objek secara otomatis. Ada sejumlah metoda identifikasi, namun yang paling umum adalah menyimpan nomor seri yang meng-identifikasi orang atau objek, dalam sebuah microchip yang dihubungkan dengan sebuah antena. Kombinasi antena dan microchip disebut RFID transponder atau RFID tag, dan bekerja bersama sebuah RFID reader. RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut tag atau transponder (transmitter dan responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID reader). RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam device yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read atau Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.
Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada
suatu objek. Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, di
antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data
lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang
dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan
mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID,
sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan. Tabel 2.1
menunjukan perbandingan beberapa metode identifikasi yang ada
dengan teknologi identifikasi menggunakan RFID. Teknologi RFID
didasarkan pada prinsip kerja elektromagnetik, dimana komponen
utama dari RFID tag adalah chip dan tag antena, dimana chip berisi
informasi dan terhubung dengan tag antena. Informasi yang berada
atau tersimpan dalam chip ini akan dikirim atau terbaca melalui
gelombang elektromagnetik setelah tag antena menerima pancaran
gelombang elektromagnetik dari reader antena. RFID reader ini yang
sekaligus akan meneruskan informasi pada aplication server.
Gambar 14. Diagram Sederhana Sistem RFID
Tabel 1. Perbandingan Antara RFID Dengan Sistem Identifikasi
Lainnya
Dalam sistem RFID terdapat beberapa komponen penunjang dari sitem tersebut, beberapa komponen tersebut yaitu sistem RFID pasif terdiri dari tag tanpa baterai onboard dan reader yang terhubung dengan server melalui konektor data atau wireless interface seperti yang ditujukan dalam Gambar 2.5. Tetapi, reader memiliki suplly power yang berlimpah, karena disuplai dari sumber ekstermal.
Gambar 15. Blok diagram pada pasif RFID
Perpindahan data terjadi ketika sebuah tag didekatkan pada sebuag
reader dikenal sebagai coupling. Perbedaan frekuensi yang
digunakan oleh RFID tag aktif dengan RFID tag pasif menyebabkan
perbedaan metode perpindahan data yang digunakan pada kedua tag
tersebut. Perpindahan data pada RFID tag pasif menggunakan metode
magnetic. Metode magnetic terjadi pada frekuensi rendah. Ketika
medan gelombang radio dari reader didekati oleh tag pasif, koil
antena yang terdapat pada tag pasif ini akan membentuk suatu medan
magnet. Medan magnet ini akan menginduksi suatu tegangan listrik
yang memberi tenaga pada tag pasif. Pada saat yang sama terjadi
suatu tegangan jatuh pada beban tag. Tegangan jatuh ini akan
terbaca oleh reader.
Gambar 16. Cara kerja perpindahan data RFID
h.
Jumper
Jumper adalah suatu istilah kabel yang ber-diameter kecil yang
di dalam dunia elektronika digunakan untuk menghubungkan dua
titik atau lebih dan dapat juga untuk menghubungkan 2 komponen
elektronika.
Jenis-jenis jumper :
l
Male-Male
Gambar 17. Jumper Male-Male
Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to male
pada kedua ujung kabelnya.
l
Male-Female
Gambar 18. Jumper Male-Female
Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to female
dengan salah satu ujung kabel dikoneksi male dan satu ujungnya
lagi dengan koneksi female.
l
Female-Female
Gambar 19. Jumper Female-Female
Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi female to female
pada kedua ujung kabelnya.
i.
Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam
sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit
Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang
bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang
menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara
membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor
itu sendiri. Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang
berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat
di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang.
Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga
yang 5 Gelang. Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari
gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang
Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai
Resistor yang bersangkutan. Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh
Resistor:
Tabel 2. Kode Warna Resistor Perhitungan untuk Resistor dengan 4
Gelang Warna
Gambar 20. Cara Menghitung Nilai Resistor
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1
(pertama) Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2 Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan
angka tersebut dengan 10 (10n) Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh:
Gelang ke 1: Coklat = 1
Gelang ke 2: Hitam = 0
Gelang ke 3: Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau
kalikan 105
Gelang ke 4: Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm
atau 1 MOhm dengan toleransi 10%. Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Gambar 21. Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1
(pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan
angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh:
Gelang ke 1: Coklat = 1
Gelang ke 2: Hitam = 0
Gelang ke 3: Hijau = 5
Gelang ke 4: Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau
kalikan 105
Gelang ke 5: Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm
atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya:
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo
Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo
Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi:
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090
Ohm ~ 2.310 Ohm
j.
Motor Servo
(SG90)
Gambar 22. Motor Servo
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor)
yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup
(servo), sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan
dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. motor servo
merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear,
rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat
pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan
meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan
perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai
penentu batas posisi putaran poros motor servo.
Prinsip kerja motor servo:
Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar
pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar
pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut
putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan
waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisi
sudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar
ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam),
sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka
poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke kanan
(searah jarum jam). Lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah
ini.
Lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor servo akan
bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan
berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada
posisi tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba
memutar atau mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan
mencoba menahan atau melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang
dimilikinya (rating torsi servo). Namun motor servo tidak akan
mempertahankan posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa
kendali harus diulang setiap 20 ms (mili detik) untuk
menginstruksikan agar posisi poros motor servo tetap bertahan
pada posisinya.
k.
LCD (1602)
Gambar 24. LCD
LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu
jenis media display (tampilan) yang menggunakan kristal cair
(liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang terlihat.
Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair
sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop,
layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar
Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar
Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.
Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik
dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi
Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT).
Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih
hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan
prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip
pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya
latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri
tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum
digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes).
LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua
bagian utama yaitu bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan
bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti yang disebutkan
sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya
merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh
karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang
untuk sumber cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya
adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal)
sendiri adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar
kaca yang memiliki permukaan transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya
adalah:
·
Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
·
Elektroda Positif (Positive Electrode)
·
Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
·
Elektroda Negatif (Negative Electrode)
·
Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
·
Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:
Gambar 25. Struktur LCD
LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada
umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar
dapat menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD
yang lebih modern dan berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan
Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu Latar Belakang)
untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut pada
umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent
atau Light Emitting Diode (LED). Cahaya putih adalah cahaya
terdiri dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan warna
cahaya tersebut akan terlihat apabila cahaya putih mengalami
refleksi atau perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut
refleksi maka berbeda pula warna cahaya yang dihasilkan.
Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada
Kristal Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan
menyaring backlight yang diterimanya dan merefleksikannya sesuai
dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang
dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan
tegangan dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut
dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut,
cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat
berubah menjadi berbagai warna.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan
dibuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna
putih dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin
menampilkan warna hitam, maka kristal cair harus ditutup
serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat
menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka diperlukan
pengaturan sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.
l.
Buzzer
Gambar 26. Buzzer
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat
mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya,
Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering
digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel
Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan
bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan
adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan
Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih
murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam
menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang
termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut
dengan Beeper.
m.
LED
Gambar 27. LED
Light Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan
sebuah komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik melalui tegangan maju. LED terbuat dari bahan semi
konduktor yang merupakan keluarga dioda. LED dapat memancarkan
berbagai warna, tergantung dari bahan semikonduktor yang
digunakan. LED juga dapat memancarkan cahaya inframerah yang tak
tampat, seperti pada remote TV. Cara kerja dari LED hampir sama dengan keluarga dioda yang
memiliki dua kutub, yaitu Kutub Positif (P) dan Kutub Negatif
(N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan
maju (bias foward) dari Anoda ke Katoda. LED sendiri terdiri
atas sebuah chip semikonduktor yang didopping, sehingga
menciptakan junction antara kutub P dan kutub N. Proses dopping
dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan impurity /
ketidakmampuan pada semikonduktr yang murni, sehingga dapat
emnghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan.
n.
Arduino Uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328
(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital
dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM
dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB,
jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung
mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan
Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau
listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk
menjalankannya. Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam
hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang
diprogram sebagai konverter USB-to-serial berbeda dengan board
sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB-to-serial.
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia,
untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan
menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah yang terbaru
dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi
untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi
sebelumnya, lihat indeks board Arduino.
SPESIFIKASI |
|
Arduino Uno |
|
Microcontroller |
ATmega328P |
Operating Voltage |
5V |
Input Voltage (recommended) |
7-12V |
Input Voltage (limit) |
6-20V |
Digital I/O Pins |
14 (of which 6 provide PWM output) |
PWM Digital I/O Pins |
6 |
Analog Input Pins |
6 |
DC Current per I/O Pin |
20 mA |
DC Current for 3.3V Pin |
50 mA |
Flash Memory 32 KB |
(ATmega328P) |
SRAM |
2 KB (ATmega328P) |
EEPROM |
1 KB (ATmega328P) |
Clock Speed |
16 MHz |
LED_BUILTIN |
13 |
Length |
68.6 mm |
Width |
53.4 mm |
Weight |
|
Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal (otomatis). Daya Eksternal (non-USB) dapat berasal
baik dari AC-ke adaptor-DC atau baterai. Adaptor ini dapat
dihubungkan dengan menancapkan plug jack pusat-positif ukuran
2.1mm konektor POWER. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan
kedalam Gnd dan Vin pin header dari konektor POWER. Kisaran
kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah7 sampai
dengan 12 V, jika diberi daya kurang dari 7 V kemungkinan pin 5 V
Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya
lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak
board Uno.
Pin listrik adalah sebagai berikut:
a)
VIN. Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu
menggunakan sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5volt
koneksi USB atau sumber daya lainnya).
b)
5V. Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen
lainnya.
c)
3v3. Sebuah pasokan 3,3volt dihasilkan oleh regulator
on-board.
d)
GND. Ground pin
Input dan Output
Masing-masing dari 14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai
input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (),
beroperasi dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau
menerima maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor
(secara default terputus) dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa
pin memiliki fungsi khusus:
e)
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin
yang berkaitan dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.
f)
Eksternal menyela: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt
pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun,
atau perubahan nilai. Lihat (attachInterrupt) fungsi untuk
rincian lebih lanjut.
g)
PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan
fungsi analogWrite ().
h)
SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan SPI library.
i)
LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin
bernilai nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED
off.
Arduino Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai
dengan A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi
(yaitu 1024 nilai yang berbeda). Selain itu, beberapa pin
memiliki fungsi khusus:
j)
I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan perpustakaan
Wire.
k)
Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog.
Digunakan dengan fungsi analogReference ().
l)
Reset. Bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi
dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya.
Atmega328 menyediakan UART TTL (5V) untuk komunikasi serial, yang
tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah Atmega8U2
sebagai saluran komunikasi serial melalui USB dan sebagai port
virtual com untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware ’8
U2 menggunakan driver USB standar COM, dan tidak ada driver
eksternal yang diperlukan. Namun, pada Windows diperlukan, sebuah
file inf.
Perangkat lunak Arduino terdapat monitor serial yang
memungkinkan digunakan memonitor data tekstual sederhana yang
akan dikirim komputer dari board Arduino. LED RX dan TX di papan
tulis akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip
USB-to-serial dengan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk
komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Sebuah
Software Serial library memungkinkan untuk berkomunikasi
secara serial pada salah satu pin digital pada board Uno.
Atmega328 juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI. Perangkat
lunak Arduino termasuk perpustakaan Kawat untuk menyederhanakan
penggunaan bus I2C, lihat dokumentasi untuk rincian. Untuk
komunikasi SPI, menggunakan perpustakaan SPI.
o.
Potensiometer
Gambar 29. Potensiometer
Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian
Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan
Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor.
Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan
sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar
dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta
bentuk dan Simbolnya.
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer
adalah:
·
Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
·
Element Resistif
·
Terminal
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3
macam, yaitu:
·
Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang
nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan
Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai
dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk
menggeser wiper-nya.
·
Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang
nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan
Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya
menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena
itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel
Potentiometer.
·
Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang
bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng
(screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini
biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan
pengaturannya.
Gambar 30. Jenis-Jenis Potensiometer
Gambar Jenis-Jenis Potensometer
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif
yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya.
Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah
Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada
jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada
Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai
Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan
campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear
Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic
Potentiometer).
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,
Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan
Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
·
Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video
seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
·
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
·
Sebagai Pembagi Tegangan
·
Aplikasi Switch TRIAC
·
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
·
Sebagai Pengendali Level Sinyal
p.
Bread Board
Gambar 31. Project
Board
Project Board atau yang sering disebut sebagai BreadBoard adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Di zaman modern istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada jenis tertentu dari papan tempat merangkai komponen, dimana papan ini tidak memerlukan proses menyolder (langsung tancap). Karena papan ini solderless atau tidak memerlukan solder sehingga dapat digunakan kembali, dan dengan demikian dapat digunakan untuk prototipe sementara serta membantu dalam bereksperimen desain sirkuit elektronika. Berbagai sistem elektronik dapat di prototipekan dengan menggunakan breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat unit pengolahan terpusat (CPU).
// MASTER ARDUINO
#include
<SPI.h>
#include
<MFRC522.h>
#define
SS_PIN
10
#define
RST_PIN
9
int
statusPIR;
#define
echoPin
6
//Echo Pin
#define
trigPin
7
//Trigger Pin
int
PIR = 5;
//pin Out IR
//variabel untuk menampung status sensor
long
duration;
int
distance;
//waktu untuk kalkulasi jarak
MFRC522 mfrc522(SS_PIN, RST_PIN);
// Create MFRC522 instance.
void
setup()
{
Serial.begin(9600);
// Initiate a serial communication
SPI.begin();
// Initiate SPI bus
mfrc522.PCD_Init();
// Initiate MFRC522
pinMode(PIR, INPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
}
void
loop()
{
statusPIR = digitalRead(PIR);
// Look for new cards
if
(
! mfrc522.PICC_IsNewCardPresent())
{
return;
}
// Select one of the cards
if
(
! mfrc522.PICC_ReadCardSerial())
{
return;
}
//Show UID on serial monitor
String content= "";
byte letter;
for
(byte i = 0; i < mfrc522.uid.size; i++)
{
//Serial.print(mfrc522.uid.uidByte[i] <
0x10 ? " 0" : " ");
//Serial.print(mfrc522.uid.uidByte[i],
HEX);
content.concat(String(mfrc522.uid.uidByte[i] < 0x10
? " 0"
: " "));
content.concat(String(mfrc522.uid.uidByte[i], HEX));
}
//Serial.println();
//Serial.print("Message : "
content.toUpperCase();
digitalWrite(trigPin, LOW);
delay(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delay(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
distance= ((duration*0.034)/2);// mengubah durasi menjadi jarak (cm)
Serial.print("Distance: ");
Serial.println(distance);
// menampilkan jarak pada Serial
Monitor
if
(content.substring(1)
== "33 14 DD 05"
&& statusPIR == LOW && distance <30
)
//change here the UID of the card/cards that you want to give
access
{
Serial.print("1");
delay(1000);
}
else
if
(content.substring(1)
== "33 14 DD 05"
&& statusPIR == HIGH && distance <30
)
{
Serial.print("2");
delay(3000);
}
else
if
(statusPIR == LOW && distance >= 30)
{
Serial.print("3");
delay(3000);
}
else
if
(statusPIR == HIGH && distance <30)
{
Serial.print("4");
delay(3000);
}
}
slave
// SLAVE ARDUINO
#include
<LiquidCrystal.h>
#include<Servo.h>
LiquidCrystal LCD(13, 11, 5, 4, 3, 2);
Servo myservo;
// create servo object to control a servo
int
pos = 0;
#define
buzzer
9
#define
LEDm
8
#define
LEDk
7
void
setup()
{
Serial.begin(9600);
// Initiate a serial communication
LCD.begin(16, 2);
// set up the LCD's number of columns and rows:
pinMode(LEDm, OUTPUT);
pinMode(LEDk, OUTPUT);
pinMode(buzzer, OUTPUT);
myservo.attach(6);
myservo.write(0);
}
void
loop()
{
if
(Serial.available()
> 0)
{
int
data = Serial.read();
if
(data == '1')
{
myservo.write(180);
// tell servo to go to position in variable 'pos'
LCD.clear();
LCD.setCursor(0,0);
LCD.print("RFID STATUS:");
LCD.setCursor(0,1);
LCD.print("Akses Diterima");
delay(2000);
LCD.clear();
LCD.setCursor(0,0);
LCD.print("UID: 33 14 DD 05");
LCD.setCursor(0,1);
LCD.print("Silahkan Masuk");
delay(2000);
digitalWrite(LEDk, HIGH);
delay(2000);
digitalWrite(LEDk, LOW);
delay(2000);
digitalWrite(LEDm, LOW);
digitalWrite(buzzer,LOW);
myservo.write(0);
LCD.clear();
}
else
if
(data == '2')
{
LCD.clear();
LCD.setCursor(0,0);
LCD.print("Ada Orang:");
LCD.setCursor(0,1);
LCD.print("di Dalam");
digitalWrite(LEDk, HIGH);
delay(2000);
digitalWrite(LEDk, LOW);
digitalWrite(LEDm, LOW);
digitalWrite(buzzer,LOW);
}
else
if
(data == '3')
{
LCD.clear();
LCD.setCursor(0,0);
LCD.print("Tidak Mendeteksi");
digitalWrite(LEDk, LOW);
digitalWrite(LEDm, LOW);
digitalWrite(buzzer,LOW);
delay(2000);
}
else
if
(data == '4')
{
LCD.clear();
LCD.setCursor(0,0);
LCD.print("PENYUSUP");
digitalWrite(LEDk, LOW);
digitalWrite(LEDm, HIGH);
digitalWrite(buzzer,HIGH);
delay(5000);
digitalWrite(buzzer,LOW);
delay(5000);
digitalWrite(LEDm, LOW);
}
}
}
Prinsip Kerja
Project rangkaian ini dibuat bertujuan untuk mencegah terjadi
pencurian dibrankas bank. Pada rangkaian ini menggunakan dua
buah Arduino yang saling berkomunikasi, yaitu arduino master dan
arduino slave. Kedua arduino ini menggunakan komunikasi UART
(Universal Asynchronous Receiver-Transmitter). UART sendiri
adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara
bit-bit paralel data dan bit-bit serial. Rangkaian ini
menggunakan 1 buah RFID, 1 buah sensor PIR dan 1 sensor
ultrasonik. Sensor ultrasonik sendiri diletakkan di depan pintu
brankas, sensor ultrasonik diletakkan didepan pintu brankas
sedangkan sensor PIR dipasang didekat brankas. Output dari
rangkaian ini berupa LCD, Motor Servo, LED Merah dan
buzzer.
Pada project ini sensor PIR terhubung ke pin 5 arduino
master, pin 6 dan 7 dihubungkan ke sensor ultrasonik yaitu
ke pin trigger dan pin echo. LCD yang menjadi output terhubung
ke Pin 13, 11, 5, 4, 3, dan 2 Arduino slave. Pin receiver
arduino master dihubungkan ke pin transmitter arduino slave dan
pin transmitter dari arduino master dihubungkan ke pin receiver
Arduino slave. Pada Arduino slave, pin 6 dihubungkan ke
motor servo. Disini motor servo berfungsi untuk membuka menutup
pintu. Pin 7 dihubungkan ke resistor kemudian ke LED kuning dan
pin 8 dihubungkan ke resistor kemudian ke LED merah dan pin 9 ke
buzzer.
Untuk listing program pada Arduino master, pertama kita
mendeklarasikan pin-pin yang digunakan pada Arduino master. Lalu
untuk fungsi void setup, yaitu fungsi yang ada pada void setup
ini hanya akan dieksekusi sekali. Disini void setup akan
mendeklarasian input dan output pada pin-pin Arduino master.
Kemudian pada arduino slave pertama yaitu kita mendeklarasikan
library LCD dan pin pin yany digunakan.
Pada project ini terdapat 3 kondisi, kondisi 1 yaitu pada saat RFID mendeteksi kartu dan
ultrasonik mendeteksi jarak yang ditentukan yaitu kecil dari
30
cm maka jika kartunya terdaftar akan tampil output LCD yaitu
"akses diterima" dan "silahkan masuk" dan kemudian motor servo
akan berputar 180 derajat dan pintu terbuka kemudian LED kuning
menyala
Kondisi 2 pada saat sensor PIR berlogika 1 yaitu saat
mendeteksi adanya orang kemudian sensor ultrasonik mendeteksi
jarak kecil dari 30
cm maka akan tampil output an pada LCD yaitu "ada orang" .
Kondisi 3 pada saat sensor PIR berlogika 0 yaitu pada saat tidak mendeteksi orang di dalam dan sensor ultrasonik tidak mendeteksi objek apapun dalam jarak 30 cm maka akan tampil pada output LCD yaitu "tidak mendeteksi". Kondisi 4 pada saat sensor PIR berlogika 1 yaitu mendeteksi orang di dalam namun tidak ada pembacaan dari kartu RFID yang terdaftar maka otomatis buzzer dan LED merah akan hidup dak LCD akan menampilkan "penyusup"
Pada project ini, sensor ultrasonic diletakkan diatas pintu
ruangan brankas yang nantinya akan mendeteksi objek yang
mendekati ruangan tersebut. Pada RFID berfungsi sebagai buka pintu otomatis tanpa perlu
menggunakan kunci. Apabila kartu chip ditempelkan pada sensor
RFID maka pintu akan otomatis terbuka. RFID menggunakan sistem
identifikasi dengan gelombang radio. Untuk itu minimal
dibutuhkan dua buah perangkat, yaitu yang disebut TAG dan
READER. Saat pemindaian data, READER membaca sinyal yang
diberikan oleh RFID TAG.
Selanjutnya sensor PIR diletakkan diatas brankas yang mana
fungsinya untuk mendeteksi pergerakan. Sehingga nantinya apabila
ada orang yang masuk tanpa menggunakan RFID maka akan
dikategorikan sebagai penyusup.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan bahwa sistem keamanan brankas dalam project
ini dapat bekerja secara optimal
- Download video Klik Disini
- Download File Proteus Klik Disini
- Download HTML Klik Disini
- Download program master Klik Disini
- Download program slave Klik Disini
- Download datasheet resistor Klik Disini
- Download datasheet LED Klik Disini
- Download datasheet potensiometer Klik Disini
- Download datasheet arduino uno Klik Disini
- Download datasheet buzzer Klik Disini
- Download datasheet sensor PIR Klik Disini
- Download datasheet sensor ultrasonik Klik Disini
- Download datasheet RFID Klik Disini
- Download datasheet motor servo Klik Disini
- Download datasheet LCD Klik Disini
- Download library arduino uno Klik Disini
- Download library touch sensor Klik Disini
- Download library sensor PIR Klik Disini
- Download library sensor ultrasonik Klik Disini
Komentar
Posting Komentar